MAKALAH PERKEMBANGAN
ISLAM
PADA ABAD
PERTENGAHAN
MAKALAH
Oleh :
DEDEK RAHMAD DWI RIZKI
XI IPA 1
PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ROKAN
HILIR
SMA NEGERI 1 BANGKO
KECAMATAN BANGKO
KABUPTEN ROKAN HILIR
PROVINSI RIAU
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
Pada kesempatan yang berbahagia inilah penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.
Ibuk Rita
Oktora, S.Ag, yang telah memberikan bimbingan berupa bantuan, dorongan, saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2.
Segenap keluarga utamanya kepada kedua orangtua yang
telah memberikan dokongan moril dan materil kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Di atas dari
segalanya, penulis kembalikan kepada Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
taufiq-Nya yang telah menunjukkan yang baik kepada penulis. Amin.
Bagansiapiapi, 10 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………...................….. i
DAFTAR ISI ………………………………………......................….. iii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar
Belakang ………………………………......................... 1
- Rumusan
Masalah …………..............……………...…......…. 4
BAB II
PEMBAHASAN
- Perkembangan
Ajaran Islam pada Abad Pertengahan ............... 5
- Masa Tiga Kerajaan Besar ........................................................
11
- Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad
Pertengahan ...... 25
- Hikmah
Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan……………………………………......................... 27
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
………………………………….....................…. 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid
2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve) dijelaskan bahwa sejarah Islam telah melalui
tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800
M), dan periode modern(1800-sekarang).
Pada periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, dan adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
Pada periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, dan adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
1.
Kerajaan Ottoman di Turki
Kerajaan Ottoman didirikan dan
diproklamasikan kemerdekaannya oleh Utsman I dari bangsa Turki Utsmani, setelah
Sultan Alauddin dari Dinasti Saljuk meniggal dunia tahun 1300 M.
Utsman I dinobatkan sebagai raja
(sultan) pertama dari kerajaan Ottoman, yang disusul derngan raja-raja
berikutnya. Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad II (1451-1481 M). Sultan ini berjasa besar, karena telah
menyebarluaskan Islam ke Benua Eropa, melalui penaklukan kota Benteng
Konstantinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilannya
ini, kemudian Sultan Muhammad II mendapat julukan Al-Fatih yang artinya Sang
Penakluk.
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaeman Agung dan Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa pemerintahannya kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu: Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.
Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaeman Agung dan Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa pemerintahannya kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu: Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.
Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
2.
Kerajaan Mogul di India
Peranan umat Islam India dalam
penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu periode
sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M), periode Moghul (1526-1858 M), periode masa
penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India Sekuler
(1947-sekarang).
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol, pada tahun 1526 M. Kerajaan Mogul berputar di Delhi (India).
Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja (sultan). Sultan Kerajaan Mogul bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan sultan terakhirnya bernama Sultan Bahadur Syah II (1837-1858 M). Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Akbar Syah I (1556-1605 M), Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707 M).
Wilayah kekuasaan Mogul meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmad Negar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol, pada tahun 1526 M. Kerajaan Mogul berputar di Delhi (India).
Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja (sultan). Sultan Kerajaan Mogul bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan sultan terakhirnya bernama Sultan Bahadur Syah II (1837-1858 M). Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Akbar Syah I (1556-1605 M), Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707 M).
Wilayah kekuasaan Mogul meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmad Negar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.
3.
Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran)
Umat Islam menguasai Persia sejak
tahun 641 M. Setelah iyu, bangsa Persia yang semula beragama Zoroaster berbondong-bondong
masuk Islam. Dinasti atau kerajaan Islam silih berganti memerintah Persia,
sampai dengan bangsa Mongol merebutnya pada abad ke-12 M. Selama tiga abad
bangsa Mongol menguasai Persia, hingga pada tahun 1501 M muncul dinasti baru,
yaitu dinasti atau Kerajaan Safawi.
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1`585-1628 M).
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1`585-1628 M).
Beliau berjasa mempersatukan seluruh
Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran
diubah menjadi Bandar Abbas (sampai sekarang). Syah Abbas juga memindahkan
ibukota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.
Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti sultan-sultan Dinasti Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi bernama Sultan Muhammad.
Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti sultan-sultan Dinasti Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi bernama Sultan Muhammad.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah perkembangan ajaran islam pada abad
pertengahan?
2.
Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada abad
pertengahan?
3.
Bagaimanakah perkembangan kebudayaan Islam pada abad
pertengahan?
4.
Apakah hikmah sejarah
perkembangan Islam pada abad pertengahan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan
(1250-1800)
Perkembangan Islam pada abad
pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui untuk memperkenalkan
Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah :
·
Jalan Barat
Proses melalui jalan barat dimulai
dari kawasan Afrika Utara dengan melewati Semenanjung Iberia. Para pejuang
Islam yang melalui jalan ini dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan dimulai pada
tahun 711 M. Perjalanan Thariq dan rombongannya ini dikenal lantaran
prestasinya yang mampu melewati Pegunungan Pirenia yang pada waktu itu terkenal
sangat menakutkan. Namun, di kota Poitiers, Thariq dan rombongannya ditahan
oleh tentara Prancis yang dipimpin oleh Karel Martel pada 732 M. Akhirnya,
rombongan Thariq ini dibebaskan oleh Khalifah Umayyah yang berkuasa di semenanjung
Iberia.
·
Jalan Tengah
Rute jalan tengah ini dimulai dari
kawasan Tunisia. Rombongan yang melewati jalan tengah ini menuju Apenina dengan
melalui Sisilia. Sisilia serta Italia Selatan sempat dikuasai oleh pejuang
Islam meski tidak terlalu lama. Sebab, pada abad 11, kedua kawasan tersebut
berhasil direbut oleh bangsa Nordia.
·
Jalan Timur
Pada 1453, Turki yang dipimpin
Sultan Muhammad II mampu mengalahkan Byzantium. Caranya dengan menyerang
Konstantinopel melalui laut Hitam yang merupakan bagian belakang Konstantinopel.
Hal ini tidak diduga oleh tentara Byzantium sehingga dengan mudah mampu
ditundukkan.
Setelah menundukkan Byzantium, tentara Turki melanjutkan perjalanan hingga Wina, Austria. Perjalanan dilanjutkan menuju Semenanjung Balkan. Kawasan Balkan sempat dikuasai tentara Islam selama empat abad hingga abad 19. Meski demikian, konstantinopel tetap berada dalam kekuasaan dinasti Umayyah dan berganti nama menjadi Istambul.
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M.
Setelah menundukkan Byzantium, tentara Turki melanjutkan perjalanan hingga Wina, Austria. Perjalanan dilanjutkan menuju Semenanjung Balkan. Kawasan Balkan sempat dikuasai tentara Islam selama empat abad hingga abad 19. Meski demikian, konstantinopel tetap berada dalam kekuasaan dinasti Umayyah dan berganti nama menjadi Istambul.
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M.
Yang ditandai dengan kekuasaan Islam
terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah. Kemunduran
Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi penyebab diantaranya
adalah sebagai berikut:
·
Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas
·
Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami
kendala dalam penyatuan
·
Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
·
Krisis ekonomi
·
Dekadensi moral yang tidak terkendali
·
Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek
·
Konflik antar kerajaan Islam
Terlebih lagi setelah, pasukan
Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil membumihanguskan Baghdad yang
merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu
pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya
dipimpin oleh khalifah Al Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.
Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
1.
Kaum Mamluk
di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M.
Karena dapat
menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana
dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamalik ini
mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia
menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak
penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga
dapat melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi,
ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah
kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat
penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah
dengan Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir
menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara
Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak
berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama.
Dalam ilmu
sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan
Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal
nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam
bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah
dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al-
Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din
Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah,
seorang pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu
keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain. Demikain
pula dalam bidan arsitektur.
Mereka membangun
bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah
sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.Kerajaan
Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral
rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang
dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan
salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki.
2.
Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
Dunia Islam mengalami kehancuran
setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan
kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di
Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
B.
Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800)
Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.
1.
Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini bernama UsmanI, seorang bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessa di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya. Beberapa tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropah seperti Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.Pada masa Sultan Murad I (1359-1389) Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Merasa cemas terhadap kemajuan
ekspansi kerajaan ini ke eropah, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah
besar pasukan sekutu Eropah disiapkan untuk memukul mundur pasukan Usmani.
Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan Bayazid I
(1389-1403 M), pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen
Eropah tersebut.
Hanya sayang
Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk dalam
pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.Dengan
ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran, sampai
diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan dilanjutkan oleh Murad II
(1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan muhammad Al
Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini, Byzantium dan Konstantinopel
ditaklukkan (1453 M).Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada masa
Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan
Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia;
Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia,
Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropah. Untuk mengatur pemerintahan Negara
disusunlah sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al
–Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya
reformasi pada abad ke 19.
Sebab itulah
Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.”Dalam pembangunan, Turki Usmani ini
lebih mempokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan arsitektur. Bidang
politik maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas. Bidang Militer
adalah terbentunhya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau
Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah
Negara Usmani
menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek misanya banyak dibangun
bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan
dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang indah, misalnya
yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung
sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya Sopia yang awalnya adalah
bangunan gEreja.Dalam bidang keagamaan, perhatian sultan cukup besar.
Patwa-patwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan Negara. Mufti
adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa resmi
terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti,
keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan.Selama kurang lebih 9 abad
kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a.
Budaya pungli
Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
b.
Pemberontakan
tentara Jenissari
Kemajuan
ekspansi kerajan Usmani adalah juga karena peranan yang besar dari tentara
Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak
kepada pemerintah.
c.
Kemorosotan
ekonomi
Ini disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang dan
perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar, termasuk
untuk biaya perang.
d.
Wilayah
kekuasaan yang sangat luas
Terlalu luasnya
wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para
penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka
terlibat perang terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot
banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.
e.
Kelemahan
penguasa
Sepeninggal
Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah
terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.
Dinasti Usmani
berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari suku
bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku
Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya wilayah
kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327
M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli
(1356 M). Pada masa pemerintahan MuhammadAl- Fatih Kesultanan Usmani mengalami
puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel
(1453 M).
f.
Pemerintahan
dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri
atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau
As-sawaziq atau Al-alawiyah. Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya
berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau
inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok
penghancur negeri non-muslim.
g. Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi
dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia,
Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika dan tat krama
dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu
arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid
yang bagus serta kaligrafi indah.
h. Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu
Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak
pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.
2.
Kerajaan safawi
di Persia
Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang
pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di
kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah
Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi
mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa
pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani
seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M).
Kemudian tahun
1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi
pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang
biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.Kemajuan
Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu
pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof,
dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog
dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang
fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota
kerajaan menjadi kota yang sangat indah.
Dibangun pula
mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa
diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya
dalam bentuk kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode,
tembikar dan lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut
diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667),
Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III
(1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama
semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza
adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan.
Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu
narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan
Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada
kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi
faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain adalah konplik yang
berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan
pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan mereka dalam
rangka memperebutkan kekuasaan.
Pada masa
pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak keemasaan.
Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri,
tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan
kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri
dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk
kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini
berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.
a) Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara
horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian
secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan sekretariat
negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para
amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu
dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis
nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala
intelejen.
b) Ekonomi
Ekonomi
dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak
memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara
menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas
keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan
Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor
perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di
daerah Bulan Sabit yang subur.
c) Ilmu Pengetahuan
Didirikan
lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih
memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan
Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir
Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
d) Bangunan dan Seni
Kantor,
masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang
indah. Di bidang seni, terlihat dalam
kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
3.
Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kemajuan – kemajuan kerajaan mughal diantaranya:
1.
Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian,
pertambangan, dan perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih banyak
bertumpu pada sektor pertanian
2.
Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra
gubahan penyair istana, penyair yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi
dengan karyanya padmavat (karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia),
karya-karya arsitektur seperti istana fatpur Sikri di Sikri, vila dan
masjid-masjid
Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal
juga mengalami kemerosotan, penyebabnya antara lain:
1.
Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan
2.
Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah
dan
3.
Kekuatan mililernya juga lemah
4.
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan pada Abad Pertengahan
Salah satu hasil yang bisa dilihat
dan dirasakan dalam proses perkembangan Islam di Abad pertengahan ini di antaranya
adalah majunya ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Diakui atau tidak, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Eropa memiliki basis dari Islam. Hal ini terjadi
dalam proses masuknya Islam ke kawasan Eropa, baik melalui proses perdagangan
maupun dalam peristiwa besar sejarah seperti perang salib.
Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya :
Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya :
- Bidang
Politik
Di bidang politik, kawasan Eropa
sempat mengalami balance of power pada tahun 750 M. Hal ini terjadi baik di
kawasan barat maupun timur. Di kawasan barat, muncul permusuhan antara bani
Umayyah II yang berkuasa di Andalusia dengan kekaisaran Karolong dari Prancis.
Sementara di kawasan timur, muncul pula perseteruan antara Bani Abbasyah dengan
kekaisaran Byzantium di kawasan Balkan. Di sisi lain, bani Abbasyah juga
memiliki perseteruan dengan bani Umayyah. Pun, kekaisaran Karoling berseteru
dengan Byzanium timur dalam masalah perebutan wilayah Italia. Akhirnya,
muncullah perseketuan pada keempat pihak tersebut. dimana bani Abbasyah
bersekutu dengan kekaisaran Karoling. Sedangkan bani Umayyah II menjalin
hubungan baik dengan Byzantium timur. Proses persektutuan ini sendiri pecah,
pada saat terjadinya perang salib yang terjadi pada tahun 1096-1291.
- Bidang
Ekonomi Sosial
Andalusia yang sudah dikuasai Islam
pada 711 M dan konstantinopel pada 1453 M, menjadikan sektor perdagangan Eropa
banyak dikuasai oleh pedagang Islam. Hal ini karena kawasan tersebut kemudian
dijadikan sebagai salah satu jalur perdagangan Asia ke Eropa. Kondisi ini
menjadikan negara Islam memiliki dominasi dalam sistem perdagangan yang
diterapkan di kawasn tersebut.
- Bidang
Kebudayaan
Dengan masuknya bangsa Arab ke
kawasan Eropa, menjadikan bangsa Eropa mampu memahami pemikiran kuno yang
banyak didominasi dari bangsa Yunani serta Babilonia. Ada beberapa tokoh dari
kedua kawasan tersebut yang dianggap sebagai tokoh-tokoh yang mampu mengubah
pemikiran dunia. Diantaranya adalah
Al Farabi (780-863)
Al Farabi (780-863)
Al Farabi merupakan tokoh yang mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya Aristoteles. Oleh karenanya, Al Farabi juga dijuluki sebagai guru kedua, sementara julukan guru pertama diberikan kepada Aristoteles. Selain itu, Al Farabi juga banyak menulis buku yang terkait dengan masalah filsafat dasar yang tidak kalah hebat dengan Aristoteles.
Ibnu Rusyd (1120-1198)
Dikenal juga dengan nama Averoos. Pemikirannya di kawasan Eropa dikenal dengan nama Averoisme yang mengajarkan tentang kebebasan berfikir. Inilah yang menjadi dasar munculnya reformasi pada abad 16 M serta terjadinya gerakan rasionalisme pada abad 17 M. Buku-buku karya Ibnu Rusyd ini bisa ditemukan di perpustakaan Eropa serta Amerika. Karya dari Ibnu Rusyd banyak disebut dengan nama Bidayatul Mujtahid serta Tahafutut Tahaful.
Ibnu Sina (980-1060)
Merupakan tokoh yang banyak mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. Hal ini karen Ibnu Sina yang dikenal juga dengan Avecia adalah dokter yang berasal dari kota Hamzan Persia. Ide Ibnu Sina yang paling terkenal adalah wahdatul wujud atau paham yang memperkenalkan tentang segala sesuatu serba wujud. Bukunya yang banyak berpengaruh dalam ilmu kedokteran dunia adalah Al Qanun fi At Tibb.
- Bidang
Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di
universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca,
Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut,
mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan
itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah
dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah
Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman
pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut
diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu
kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Seorang
sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu
fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia
diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M).
2. Cordoba
mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan
3. Seorang
pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari
bahasa Arab di Paris (1240-1268 M).
4. Seorang
sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan
pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea,
Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol.
5. Apabila
kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang
terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim.
6. Banyak
sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa
meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
- Perkembangan
Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan
Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali
sederetan kebudayaan manusia dan seiring dengan sederetan kebudayaan
setelahnya. Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad pertengahan yang menonjol diantaranya:
Dalam perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Masjid yang indah seperti Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub Al Anshari dengan hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain itu terdapat 235 bangunan dibangun dan dikoordinasi oleh Sinan, arsitek yang berasal dari Anatolia. Perkembangan kebudayaan Islam tersebut terjadi pada masa kerajaan Usmani.
Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi ibukota dan kota yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil Sutun, taman-taman wisata yang ditata dengan indah. Di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam bidang seni, gaya arsitek bangunan-bangunannya sangat kentara, misalnya masjid Shah (1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M. Unsur seni lainnya seperti kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik,tenunan, mode, tembikar, dan seni lukis.
Selain yang tersebut, perkembangan budaya Islam juga berkembang di kerajaan Mongol misalnya karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasaPersia maupun India. Malik Muhammad Jayazi adalah penyair India yang terkenal dan menghasilkan karya besar “Padmavat”, Abu Fadl dengan karyanya Akhbar nama dan Aini Akhbari yang memaparkan sejarah kerajaan Mongol dengan figure kepemimpinannya. Dalam hal seni terdapat karya-karya arsitektur yang indah seperti Istana Fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang megah nan indah seperti masjid yang berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.
Pada abad pertengahan muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan yang hidup pada abad pertengahan yaitu diantaranya:
a. Fuzuli dengan karyanya yang berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di Irak dan wafat tahun 1556
b. Jalaluddin Ar Rumi yang mendapat gelar Maulana atau tuan kami dengan karyanya Diwan Syams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang terdiri dari 33.000 bait dan Masnawi yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam waktu 10 tahun. Ia lahir di Afganistan tahun 1207 M dan wafat di Turki tahun 1273 M
c. Sa’adi Syiraj yaitu sastrawan dari Persia dengan karyanya yang berjudul Bustan atau kebun
buah dan Gulistan yang berisi tentang kata-kata mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat, renungan dan humor.
d. Fariduddin Al Attar dengan karyanya Mantiq At Tair atau musyawarah bunga, Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab nasihat.
e. Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri dan Syamsudin Pasai, sunan kalijaga, sunan Bonang dan Kiageng Selo. Karya-karya mereka berisi tentang nasehat-nasehat agama
Dalam perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Masjid yang indah seperti Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub Al Anshari dengan hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain itu terdapat 235 bangunan dibangun dan dikoordinasi oleh Sinan, arsitek yang berasal dari Anatolia. Perkembangan kebudayaan Islam tersebut terjadi pada masa kerajaan Usmani.
Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi ibukota dan kota yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil Sutun, taman-taman wisata yang ditata dengan indah. Di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam bidang seni, gaya arsitek bangunan-bangunannya sangat kentara, misalnya masjid Shah (1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M. Unsur seni lainnya seperti kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik,tenunan, mode, tembikar, dan seni lukis.
Selain yang tersebut, perkembangan budaya Islam juga berkembang di kerajaan Mongol misalnya karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasaPersia maupun India. Malik Muhammad Jayazi adalah penyair India yang terkenal dan menghasilkan karya besar “Padmavat”, Abu Fadl dengan karyanya Akhbar nama dan Aini Akhbari yang memaparkan sejarah kerajaan Mongol dengan figure kepemimpinannya. Dalam hal seni terdapat karya-karya arsitektur yang indah seperti Istana Fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang megah nan indah seperti masjid yang berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.
Pada abad pertengahan muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan yang hidup pada abad pertengahan yaitu diantaranya:
a. Fuzuli dengan karyanya yang berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di Irak dan wafat tahun 1556
b. Jalaluddin Ar Rumi yang mendapat gelar Maulana atau tuan kami dengan karyanya Diwan Syams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang terdiri dari 33.000 bait dan Masnawi yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam waktu 10 tahun. Ia lahir di Afganistan tahun 1207 M dan wafat di Turki tahun 1273 M
c. Sa’adi Syiraj yaitu sastrawan dari Persia dengan karyanya yang berjudul Bustan atau kebun
buah dan Gulistan yang berisi tentang kata-kata mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat, renungan dan humor.
d. Fariduddin Al Attar dengan karyanya Mantiq At Tair atau musyawarah bunga, Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab nasihat.
e. Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri dan Syamsudin Pasai, sunan kalijaga, sunan Bonang dan Kiageng Selo. Karya-karya mereka berisi tentang nasehat-nasehat agama
2.
Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad
Pertengahan
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
1.
Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani
Abbasyah, perluasan wilayah Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan
demikian kebudayaan Islam tetap berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan
bahwa semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat tinggi sehingga
melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal
tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan wilayah, kaum muslim mampu
menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad (711-1492 M) dan menguasai
Semenanjung Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
2.
Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah
sangat dibutuhkan, ketika niat telah berubah menjadi orientasi terhadap
kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran akan menimpa. Hal tersebut
telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa runtuhnya daulah bani Umayyah,
bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia serta kerajaan atau
pemerintahan lain dimanapun berada
3.
Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh
kaum muslim saat itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang
ditindas oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya
berada dibawah pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah
mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim telah bertindak
sebagai pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan pemerintah mereka yang
sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk
yang dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk menjalankan agama atau
kepercayaan mereka masing-masing meskipun upaya penyebaran agama Islam
senantiasa dilakukan.
4.
Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam
upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat
ini salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi
mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Islam pada abad
pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui untuk memperkenalkan
Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan Barat , Jalan
Tengah , Jalan Tiimur. Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase
kemajuan dan fase kemunduran. Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan
baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya
( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di
Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Ada beberapa
sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di abad
pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang Politik, bidang
Ekonomi Sosial, bidang Kebudayaan, bidang Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar